PUASA



Saat kita puasa, kita menekan hal kedagingan untuk memenangkan hal Rohani. Interaksi dari Roh dan daging adalah melalui jiwa yg terwujud dalam pikiran, emosi, serta kemauan/penolakan (negatif dan positif). Jadi pada hakekatnya puasa adalah membawa jiwa kepada kehendak/kendali dari Roh. Ketika seseorang di kuasai oleh nafsu, emosi dan ketergantungan akan pemuas badan, berarti jiwanya di kuasai oleh daging dan ketika daging mejadi begitu begitu kuat, maka dominasi Roh akan jiwa melemah, sehingga ia tidak berdaya untuk menahan keinginan daging. (Roh tidak mendapat tempat/bagian dan kesempatan).

    Puasa adalah tentang mengatur keseimbangan antara kekuatan/dominasi daging dan Roh. Ketika keseimbangan kekuatan bergeser dari dominasi dan kontrol daging ke kekuatan dan dominasi Roh, maka jiwa akan berada di bawah pengaruh dan kendali Roh dan menjadi terbebas dari perbudakan dan ketergantungan daging. Bila situasi ini terus menguat pada tingkat tertentu, maka di mungkinkan bagi Roh untuk mewujudkan keinginannya terhadap daging melalui jiwa yang positif. Baiklah kita lihat apa yang di katakan Bible tentang puasa.
Matius 6:16-18
 ”Apabila kamu berpuasa, janganlah menunjukkan wajah yang sedih, seperti yang dilakukan orang munafik. Mereka melakukan demikian untuk menunjukkan kepada orang, bahwa mereka sedang berpuasa. Yakinlah, mereka sudah menerima semua upahnya. Oleh sebab itu, jika kamu berpuasa, buatlah dirimu berseri. Cucilah mukamu supaya orang banyak tidak tahu, bahwa kamu sedang berpuasa, tetapi Bapamu yang tidak dapat kamu lihat, akan melihatmu. Bapamu dapat melihat yang dilakukan secara tersembunyi, dan Dia akan memberikan upah kepadamu.”

Yesaya 58:5
“Apabila kamu berpuasa, kamu menyiksa dirimu; kamu menundukkan kepalamu seperti daun rumput. Kamu membentangkan kain karung dan menaburkan abu, dan berbaring di atasnya. Itukah yang kamu sebut puasa? Sangkamu Aku senang dengan perbuatanmu itu?”


Artinya : Saat puasa janganlah kita memperlihatkan sikap yg tersiksa, lemas/malas-malasan, atau hanya tiduran . Itu bukan puasa yang di kehendaki Allah.
Matius 17:21
"Tetapi roh jahat yang jenis ini, hanya bisa diusir oleh doa dan puasa saja.”
Ini ucapan Yesus ketika suatu kali muridNya tidak bisa mengusir setan dari seseorang yang kerasukan, menunjukkan bahwa ada kekuatan yang di tambahkan dengan berpuasa.

Markus 2:18-22
Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"


Yesus menjawab dengan 3 perumpamaan :
1.  “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
 

Analisa : Suatu pesta pernikahan menggambarkan situasi di mana sajian makan dan minuman mewah banyak tersedia secara cuma-cuma untuk yang hadir di sana. Jadi tidak baik kalau dalam suatu pesta tersebut orang  tidak makan hidangan yang tersedia atau malah cari makan di luar, karena akan merugi, bodoh dan tidak sopan. Tapi setelah pesta usai makanan harus di cari lagi setiap hari, tidak ada yang tersedia cuma-cuma dan melimpah lagi.


Penjelasan : Yesus di umpamakan sebagai mempelai laki-laki dalam pesta itu, dan murid-murid Yesus di umpamakan sebagai sahabat/tamu mempelai laki. Saat murid Yesus ada bersamaNya, maka kuasa Roh yang biasa di cari dengan melakukan puasa tersedia bagi mereka, sehingga mereka tidak perlu berpuasa. Namun ketika Yesus sudah tidak tinggal bersama di antara mereka, maka mereka harus puasa untuk dapat memperoleh kuasa Roh itu.

2. “Tidak seorangpun menambalkan secarik kain baru pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.”

Analisa :
Kain yang belum susut (baru) akan menyusut begitu di cuci, sehingga bidangnya akan mengecil. Ketika kain ini di gunakan untuk menambal kain yang sudah susut (tua), maka ketika ia menyusut akan menarik tenunan kain yang tua, sehingga kain yg tua akan tertarik dan koyak.


Penjelasan :
Kain baru  => "Kuasa Roh" dari Yesus dan muridNya (sudah di perbaharui), sifatnya strong.
Kain lama  => "Kuasa Roh" orang-orang farisi dan murid Yohanes yang juga se-atribut dgn Kuasa Roh yang akan di peroleh melalui puasa, sifatnya lemah/rapuh.


Mempertemukan kedua tipe kuasa Roh ini harus "matching" , artinya "tipe rapuh" hanya bisa untuk "tipe rapuh", tipe strong hanya untuk tipe strong (se-tipe). Bisa juga pengertiannya mengarah ke karakter/sifat roh. Kalau keduanya di persilangkan, maka yg strong akan mengoyak yg rapuh, sehingga bukan perbaikan/penguatan yg di peroleh, tapi kerusakan. Dalam banyak kasus di temui pada orang-orang yang belajar ilmu spiritual/supranatural dgn puasa2 tertentu tapi “basic”nya tidak kuat, maka malah bisa jadi gila.

3. “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
Analisa : Kantong anggur jaman dulu terbuat dari kulit binatang. Anggur baru memiliki sifat yang "keras/strong", sedangkan kantong anggur yang sudah lama di pakai/tua memiliki sifat yang kaku dan rapuh. Jika anggur baru di isikan pada kantong yang tua, maka akan ada reaksi dan kantong itu akan kalah dan pecah/bocor, sehingga anggurnya tumpah dan terbuang. Maka syarat "matching" juga berlaku di sini.

Penjelasan: Sama dengan perumpamaan  kain, yaitu bahwa sesuatu yang bersifat keras/strong (reaktif) haruslah bertemu/ di tempatkan pada wadah yang cukup kuat pula, atau sebaliknya. (Matching).

    Roh dan daging adalah 2 kutub yang berbeda. Di antara keduanya ada yang di sebut Jiwa, yg terdiri dari pikiran, emosi, serta kemauan. Jiwa inilah yang dapat berubah posisinya, bisa lebih dekat ke Roh atau ke daging. Di saat jiwa lebih condong ke daging maka Roh menjadi terabaikan, dan kemauan jiwa akan selalu untuk memenuhi keinginan daging. Saat jiwa lebih condong ke Roh, maka yang sebaliknya terjadi, yaitu kemauan jiwa adalah sesuai dgn keinginan Roh. Roh dlm diri manusia adalah kekuatan, sedang daging adalah kelemahan. Dalam Roh, jiwa manusia terhubung dengan Allah yang merupakan sumber dari segala kuasa, dan dalam daging jiwa manusia terhubung iblis yang merupakan sumber dari segala dosa.